Kamis, 30 Januari 2014

Bangga Menjadi Penyedot WC



KM Sambang Kampung- Sebagai penyedot Water Closes (WC) Azhar (45) menceritakan pengalamannya selama menjalankan tugas, banyak kisah yang menyedihkan bahkan sampai diusir ketika sedang menjalankan penyedotan WC. Bertugas sebagai tenaga honor di Dinas Kebersihan dan Tata Kota Azhar sudah terbiasa dengan sampah sampah dan kotoran lainnya. Menurut Azhar  “memang kedengarannya pekerjaan yang saya jalankan ini sangat kotor dan menjijikkan namun hasil yang diperoleh dari pekerjaan ini sangat banyak secara materi namun bukan itu saja kehadiran kita di masyarakat untuk mengambil sampah dan menyedot WC sangat ditunggu oleh sebab itu saya sangat bangga dengan pekerjaan ini”.
Biasanya masyarakat yang mempunyai septic tank yang sudah penuh akan menelpon ke dinas Kebersihan dan Tata Kota Lombok Timur  untuk meminta bantuan  menguras kotoran yang sudah penuh, padasaat itu juga Azhar dengan dua orang temannya berangkat untuk menjalankan tugasnya. Setiap hari tugas pengurasan WC bisa dilakukan tiga kali bahkan lebih. Tarip yang dikenakan untuk menguras WC sebesar Rp 300.000.

Tugas yang dijalankan Azhar tidak serta merta mulus, sering sekali mendapat penolakan dari orang yang merasa terganggu dengan pengurasan WC ini. Pengalaman penolakan yang pernah dirasakan pada saat menguras WC di Rumbuk Kabar yaitu seorang yang meminta jasanya untuk menguras WC namun pada saat mobil mau masuk ke gang tempat lokasi pengurasan tiba-tiba seorang tokoh masyarakat melarang mobil untuk masuk ke gang, meskipun sudah meminta izin dan dimediasi oleh Kadus tetap saja tokoh masyarakat ini menolak, ahirnya pengurasanpun gagal dilakukan, tidak lama berselang sekitar satu minggu setelah melarang mobil penguras WC masuk di gang septic tank sang tokoh masyarakatpun penuh dengan  rasa malu tokoh masyarakat itupun minta bantuan untuk menguras WC namun karena sudah dilarang masuk gang maka tokoh masyarakat itupun tidak bisa dibantu.
Pengalaman diusir oleh seorang anggota TNI di salah satu desa di Kecamatan Pringgabaya pernah dialami, pada saat menguras WC di samping rumah seorang TNI mereka diusir dengan alasan mengeluarkan bau yang tidak sedap, namun akhirnya sang TNI pun minta bantuan untuk menguras WC.
Cerita Azhar ini memang kisah nyata yang dialami saat bertugas oleh sebab itu jangan pernahmeremehkan pekerjaan menguras WC ini karena suatu saat pasti kita akan membutuhkan bantuan mereka. Masih banyak masyarakat yang belum memahami tugas pengurasan WC ini sehingga banyak yang melecehkan pekerjaaan ini padahal pekerjaan ini sangat mulia untuk membantu masyarakat. (Eni)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar